Akhir Dominasi Adobe?

 

Canva Membuat Affinity Gratis Selamanya: 

Dunia desain digital baru saja diguncang oleh kabar besar: Canva resmi mengumumkan bahwa Affinity kini “Free Forever.”
Bagi banyak desainer profesional, ini bukan sekadar berita gembira, ini adalah sinyal bahwa peta kekuatan industri desain sedang berubah drastis.
Selama lebih dari dua dekade, Adobe menjadi raja tak tergoyahkan di ranah software kreatif. Namun langkah berani Canva ini bisa menjadi awal dari babak baru: era desain tanpa batasan biaya.





Dari Canva ke Affinity, Kolaborasi yang Tak Terduga

Canva selama ini dikenal sebagai alat desain berbasis web yang mudah digunakan siapa saja.
Sementara itu, Affinity adalah software profesional buatan Serif, pesaing langsung Adobe Photoshop, Illustrator, dan InDesign, namun tanpa sistem langganan bulanan yang mahal.

Ketika Canva mengakuisisi Affinity pada tahun 2024, banyak yang menganggap langkah ini hanya strategi ekspansi bisnis.
Namun kini, setelah pengumuman bahwa Affinity akan digratiskan selamanya untuk pelajar, pendidik, dan organisasi nirlaba, semuanya telah berubah dengan cepat.
Ini bukan sekadar akuisisi, ini adalah pernyataan perang terhadap dominasi Adobe.


Model “Free Forever”: Langkah Strategis yang Cerdas

Langkah Canva ini sangat strategis.
Mereka tidak serta-merta menjadikan Affinity gratis untuk semua orang, tapi memperluas akses ke kelompok yang paling berpengaruh dalam jangka panjang:

  • Siswa dan mahasiswa yang sedang belajar desain.
  • Pendidik dan dosen yang mengajarkan software desain di kampus.
  • Organisasi non-profit yang ingin tetap kreatif meski tanpa anggaran besar.

Dengan cara ini, Canva sedang mendidik generasi baru pengguna Affinity sejak dini.
Bayangkan, 3–5 tahun dari sekarang, para desainer muda yang terbiasa dengan Affinity akan lebih memilih software itu dibanding pesaing sejenis.
Ini strategi yang sangat mirip dengan cara Adobe dulu mendominasi pasar pendidikan pada tahun 2000-an.


Integrasi Canva + Affinity: Dunia Desain Tanpa Batas

Langkah berikutnya yang menarik adalah integrasi antara Canva dan Affinity.
Canva telah mengisyaratkan beberapa fitur baru yang akan memperkuat kolaborasi dua dunia ini:

  1. Sinkronisasi cloud lintas platform 
    Pengguna bisa mendesain di Canva, lalu melanjutkan editing detail di Affinity Photo atau Designer dengan hasil tetap tersimpan otomatis di cloud.
  2. AI generatif dari Canva ke Affinity 
    Fitur seperti Magic Studio di Canva akan mulai diadaptasi ke Affinity, menghadirkan AI yang mampu memperbaiki foto, membuat vektor otomatis, dan menghasilkan elemen desain dengan prompt teks.
  3. UI & UX yang selaras 
    Canva berencana menyederhanakan tampilan Affinity agar tetap powerful tapi lebih ramah pengguna — tanpa mengorbankan fitur profesional.

Jika integrasi ini berjalan mulus, hasilnya bisa menjadi ekosistem desain paling lengkap di dunia, dari pengguna kasual hingga profesional.


Affinity vs Adobe: Pertarungan yang Semakin Ketat

Sebelum akuisisi ini, banyak desainer sudah memuji Affinity karena:

  • Tidak ada sistem subscription bulanan.
  • Performa cepat dan ringan.
  • Format file yang kompatibel dengan standar industri.

Sementara Adobe masih mengandalkan Creative Cloud, yang meski kaya fitur, dinilai berat dan mahal.

Kini dengan dukungan Canva, Affinity bukan lagi “underdog”,  ia menjadi penantang serius.

AspekAdobe Creative CloudCanva + Affinity
Model hargaBerlangganan bulananSekali beli / Gratis untuk edukasi
Target penggunaProfesional & industri besarKreator, UMKM, pendidik, profesional mandiri
Fitur AIFirefly & Sensei AIMagic Studio & AI generatif Affinity
KonektivitasEkosistem AdobeCloud lintas platform (Canva-Affinity)

Perbandingan ini menunjukkan bahwa Canva kini bermain di level yang sama dengan Adobe, tapi dengan citra lebih inklusif dan ramah pengguna.


Dampak bagi Dunia Kreatif dan Industri

Langkah ini berdampak luas pada ekosistem kreatif:

  1. Lebih banyak akses bagi kreator kecil 
    Desainer muda, freelancer, hingga UMKM kini bisa menggunakan software kelas profesional tanpa harus membayar ratusan ribu per bulan.
  2. Kompetisi inovasi meningkat 
    Adobe tak bisa lagi berpuas diri. Mereka perlu berinovasi lebih cepat agar tak tertinggal dari duo Canva Affinity yang bergerak lincah.
  3. Transformasi cara kerja tim desain
    Canva dikenal dengan kolaborasi real-time; Affinity dikenal dengan kekuatan teknis. Jika keduanya digabung, hasilnya bisa merevolusi alur kerja kreatif tim-tim global.

Perspektif Teknologi: Di Balik AI Canva & Affinity

Salah satu alasan mengapa langkah Canva ini begitu menarik adalah AI.
Canva kini punya Magic Studio, yang memungkinkan pengguna menghapus objek, mengganti background, atau membuat elemen visual hanya dengan prompt teks.
Sementara Affinity tengah menyiapkan AI Editing Engine di versi beta — mirip dengan Adobe Sensei, tapi lebih ringan dan cepat.

Dengan teknologi AI ini, keduanya akan menjadi kombinasi kuat:
Canva sebagai alat ideasi cepat, Affinity sebagai ruang eksekusi profesional.
Kreator tidak lagi perlu bolak-balik antar aplikasi berbeda untuk menyelesaikan satu proyek.


Reaksi Para Komunitas Desain Dunia

Respon publik terhadap pengumuman ini sangat positif.
Di forum Reddit dan X (Twitter), banyak desainer menyebut langkah Canva ini sebagai “demokratisasi desain”.
Namun, sebagian juga skeptis  khawatir Canva akan mengubah Affinity menjadi produk berbasis langganan di masa depan.

Meski begitu, pernyataan resmi Canva menegaskan bahwa Affinity akan tetap mempertahankan prinsip one-time purchase, dan versi gratis akan terus diberikan untuk dunia pendidikan dan nonprofit.


Apa Selanjutnya?

Ke depan, langkah Canva kemungkinan besar akan mengarah ke:

  • Kolaborasi cloud lintas proyek antara pengguna Canva Pro dan Affinity.
  • Fitur AI terpadu, di mana prompt dari Canva bisa dijalankan langsung di Affinity.
  • Integrasi marketplace desain, memungkinkan pengguna menjual aset dari Canva atau hasil karya Affinity langsung ke platform global.

Jika semua itu terwujud, maka Canva bukan lagi sekadar alat desain online, tapi ekosistem kreatif penuh yang bisa menyaingi Adobe Creative Cloud secara menyeluruh.


Jadi Teknos Bro, Ini Mungkin Awal Era Baru Desainer Digital

Langkah Canva menjadikan Affinity gratis untuk banyak kalangan adalah tonggak sejarah di dunia desain.
Ini bukan sekadar strategi bisnis, ini adalah misi untuk membuat kreativitas bisa diakses siapa saja.

Di satu sisi, Adobe tetap kuat dengan basis pengguna korporat yang besar.
Namun di sisi lain, Canva dan Affinity kini memimpin gelombang baru desain yang inklusif, cepat, dan berbasis AI.

Apakah ini akhir dominasi Adobe?
Mungkin belum, tapi satu hal pasti: masa depan desain digital kini tak lagi dimonopoli satu raksasa saja.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak