Siapa Raja Soulslike?
Tahun 2025 jadi tahun yang menarik bagi para gamer, terutama pencinta genre Soulslike. Setelah kesuksesan monumental Elden Ring (2022) karya FromSoftware, dunia game kembali geger dengan hadirnya Black Myth: Wukong dari Game Science Studio — developer asal Tiongkok yang berhasil membuat banyak orang berkata: “Akhirnya, ada penantang serius Elden Ring.”
Keduanya sama-sama mengusung pertarungan brutal, dunia luas penuh misteri, dan atmosfer yang menantang adrenalin. Tapi pertanyaannya: siapa yang lebih unggul? Mari kita kupas satu per satu.
1. Cerita & Dunia: Mitologi Timur vs Barat
Salah satu hal yang langsung membedakan keduanya adalah akar cerita.
- Elden Ring mengusung dark fantasy khas Eropa abad pertengahan dengan kisah yang ditulis oleh Hidetaka Miyazaki dan George R.R. Martin. Ceritanya penuh misteri, simbolisme, dan kadang sulit dipahami tanpa membaca deskripsi item satu per satu. Dunia The Lands Between luas, suram, tapi indah — dan mengundang rasa ingin tahu yang besar.
- Black Myth: Wukong, sebaliknya, membawa kita ke jantung mitologi Tiongkok klasik. Terinspirasi dari kisah legendaris Journey to the West, game ini membuat pemain berperan sebagai The Destined One — seorang tokoh mirip Sun Wukong yang berpetualang melawan dewa, monster, dan makhluk spiritual. Visualnya megah, penuh aura mistis Timur yang jarang kita lihat di game sekelas ini.
Jadi Keduanya,
Jika Elden Ring adalah dongeng kelam ala Eropa, maka Wukong adalah puisi mitologi Timur yang hidup. Keduanya sama-sama kuat — hanya berbeda dalam “rasa budaya”.
2. Gameplay & Mekanika Pertarungan
Genre Soulslike memang terkenal karena tingkat kesulitannya, dan kedua game ini menonjol di bidang tersebut — tapi dengan pendekatan berbeda.
Elden Ring:
- Lebih fleksibel dalam gaya bermain — kamu bisa jadi petarung jarak dekat, pemanah, penyihir, atau campur semuanya.
- Sistem open world-nya benar-benar bebas; pemain bisa menjelajah tanpa batas.
- Ada elemen summon dan co-op multiplayer yang membantu pemain pemula.
Black Myth: Wukong:
- Lebih fokus ke aksi cepat dan sinematik, seperti gabungan Sekiro dan God of War.
- Sun Wukong bisa berubah bentuk (transformation system) menjadi makhluk lain, memberi variasi besar dalam bertarung.
- Pertarungan terasa lebih “berat” dan penuh gaya — animasi serangan dan efek partikel sangat detail.
Menurut Kita Nih,
Elden Ring menang dalam kebebasan eksplorasi, sementara Wukong unggul di intensitas aksi dan nuansa sinematik.
3. Dunia Terbuka dan Eksplorasi
- Elden Ring memiliki dunia luas dengan peta terbuka — kamu bisa menunggangi Torrent (kuda roh) dan menjelajahi lembah, kastil, dan gua tanpa loading screen berarti. Ada kebebasan penuh untuk memilih jalur dan bos mana yang ingin dilawan lebih dulu.
- Black Myth: Wukong, sementara itu, lebih semi-open world. Dunia terasa besar dan berlapis, tetapi lebih terarah — mirip God of War: Ragnarok. Ini membuat narasi lebih fokus, namun mengurangi sensasi petualangan tanpa arah khas Elden Ring.
Dari Keduanya Nih Sobat Tekosarena,
Kalau kamu suka menjelajah tanpa batas dan menemukan rahasia kecil di setiap sudut, Elden Ring adalah pilihan. Tapi jika kamu ingin pengalaman sinematik dan intens, Wukong lebih cocok.
4. Musik & Atmosfer
Soundtrack keduanya memainkan peran besar dalam membangun suasana.
- Elden Ring punya musik orkestra megah dan menegangkan, memperkuat aura suram dan epik setiap pertarungan bos.
- Black Myth: Wukong menggabungkan instrumen tradisional Tiongkok seperti guzheng dan erhu, menciptakan nuansa spiritual yang magis dan unik.
Menariknya, Wukong lebih fokus pada keseimbangan antara keindahan dan kekacauan — ada momen hening sebelum badai, yang membuat pertarungan terasa lebih emosional.
5. AI & Teknologi di Balik Layar
Salah satu daya tarik Black Myth: Wukong adalah penggunaan Unreal Engine 5 dengan fitur seperti Nanite dan Lumen, yang membuat pencahayaan, tekstur, dan animasi terasa sangat realistis. Setiap daun, hujan, dan pantulan cahaya tampak hidup.
Sementara itu, Elden Ring lebih efisien dalam hal performa — ia tidak se-“berat” Wukong dalam grafik, tapi tetap indah dan stabil bahkan di perangkat menengah.
Nah Soal Kemajuan Grafis,
Teknologi Wukong lebih modern, tapi Elden Ring lebih matang dalam optimalisasi dan desain dunianya dalam setiap game.
6. Challenge & Bos Fight
Kedua game ini punya reputasi: mati berkali-kali adalah bagian dari pengalaman.
- Elden Ring menawarkan variasi bos yang masif, dari naga kolosal hingga dewa abadi. Setiap bos punya gaya bertarung dan latar belakang unik.
- Wukong tak mau kalah. Pertarungan bos-nya dibuat lebih sinematik, dengan efek kamera dramatis dan transisi yang begitu halus. Ada pula sistem perubahan bentuk yang memungkinkan gaya bertarung berbeda tergantung situasi.
Dari Keduanya,
Elden Ring unggul dalam variasi, Wukong unggul dalam eksekusi visual dan dramatisasi.
7. Experience Bermain & Target Pemain
- Elden Ring ditujukan untuk pemain hardcore yang suka kebebasan dan eksplorasi mendalam.
- Wukong terasa lebih ramah untuk pemain semi-hardcore, tetap sulit, tapi tidak bikin sefrustasi macam games Souls klasik. Ia menyeimbangkan antara game yang memiki tantangan dan kenikmatan visual yang memanjakan mata.
8. Yang bisa disimpulkan, Siapa yang Menang?
| Aspek | Elden Ring | Black Myth: Wukong |
|---|---|---|
| Cerita & Budaya | Barat, kelam & filosofis | Timur, mistis & spiritual |
| Dunia | Open-world luas | Semi-open, fokus naratif |
| Gameplay | Fleksibel & bebas | Cepat, sinematik, penuh aksi |
| Teknologi | Stabil & matang | Canggih & realistis |
| Musik | Orkestra epik | Tradisional-modern elegan |
| Tantangan | Kompleks & variatif | Intens & dramatis |
Verdict:
Kalau kamu ingin petualangan tanpa batas dan kebebasan penuh, Elden Ring masih raja di puncak Soulslike.
Namun jika kamu ingin pengalaman sinematik penuh budaya Asia Timur dengan visual modern dan pertarungan seru, Black Myth: Wukong adalah pewaris tahta yang sah.
Menurut Kami Nih Sobat Teknos,
Kedua game ini tidak harus dibandingkan sebagai rival, tapi sebagai dua karya monumental yang menunjukkan bagaimana game action-RPG bisa berevolusi lewat budaya dan teknologi.
Satu lahir dari Barat yang gelap dan filosofis, satu lagi dari Timur yang spiritual dan artistik.
Dan jika satu hal pasti — masa depan Soulslike kini lebih berwarna dari sebelumnya.
